Ustadz
Lotfi Ariffin rahimahullah
Banyak Muslim ingin syahid di jalan
Allah, bahkan memimpi-mimpikan ingin bersanding dengan bidadari bermata jeli di
Jannah nanti. Namun perlu Anda tahu bahwa hanya ada satu ikhwah kita yang
benar-benar memimpikannya hingga empat kali berturut-turut hingga kesyahidan
benar-benar menyambutnya sesuai bunga tidurnya yang suci. Berikut tinta sejarah
yang dapat kita resapi sebagai mutiara hikmah tentang indahnya syahid dan
tunainya janji melihat cantik jelitanya bidadari surgawi. Bismillah.
Sebagaimana dikisahkan Akhi Ibnu
Shah, berperan sebagai aktor sejarah, Asy-syahid Ustadz Lotfi Ariffin rahimahullah
dikenal sebagai ulama berjiwa Mujahidin, sebagaimana pendahulunya, Asy-syahid
Asy-Syeikhul Jihad Abdullah Yusuf Azzam (rahimahullah). Setelah beliau
mendalami ilmu agama di Universitas di Pakistan hingga peringkat Master,
akhirnya ia berjihad bersama Mujahidin Afghanistan menentang komunis Soviet
USSR.
Dalam episode jihad di Negeri
Beruang Merah, ia bersama Mujahidin Tajik melawan penjajahan Russia
terhadap Tajikistan. Setibanya di tanah airnya, Malaysia, ia pun berperan
sebagai kesatria pena melalui wadah politik demokrasi bersama Pemuda PAS dan
Dewan Ulama PAS (Parti Islam Se-Malaysia).
Manuvernya dalam mengusung Islam
menyampaikannya ke jeruji ISA (internal security act) di awal tahun 2000-an di
Malaysia bersama sahabat karibnya ustadz Abu Jibriel Abdurrahman yang kini
berada di Indonesia. Namun, jiwanya yang bebas menjadikannya mampu berjihad
dengan kata dan menghasilkan 4 buah buku termasuk buku ‘Siasah Syarriyyah’.
Beliau meletakkan jabatannya dari PAS pada Mei 2014.
Semangatnya tak pernah padam, ia
memilih berperan dalam menumpas fitnah kaum syi’ah dan memutuskan untuk
berjihad di bumi Suriah untuk melawan rezim Bashar Al-Assad. Dengan bijaksana,
beliau berdekap ukhuwah dalam barisan jihad Ajnad Asy-Syam yang netral dan tak
terlibat fitnah perpecahan antara FSA v.s. Daulah (IS) serta mengambil jalan
tengah dalam isu ini.
Sebelumnya, Ustadz Lotfi sempat
mencari syahid di Afghanistan dan di Tajikistan pada rentang waktu 1980-an
hingga 1990-an. Biidznillah, setelah hampir 3 dekade (1980-an/ 1990-an/ 2000-an
– 2014) asy-syahid telah berjihad dengan mengangkat senjata, menoreh pena dan
menjemput kesyahidan yang dirinduinya di Bumi Indah Syam (baca: Suriah), bumi
pilihan bagi insan-insan yang terpilih. Semoga Allah menerima jual beli beliau.
Memimpikan lezatnya minum dari
sungai madu dan jumpa bidadari
Pernah suatu ketika, Asy-Syahid
berbincang mengenai mimpinya kepada Ustadz Mokhtar Senik, sang sahabat. Ustadz
Lotfi Ariffin mengatakan bahwa,
“Aku berkali-kali bermimpi yang
sama, yaitu meminum air madu dari sebuah sungai. Setiap kali terbangun aku
langsung merindukan mimpi tersebut, dan masyaAllah mimpi yang aku rindukan itu
datang lagi pada malam harinya.
Begitu selalu terulang tiga kali….
Tapi pada suatu malam, mimpinya agak
berbeda, sebab tidak aku temukan sungai rasa madu itu biarpun telah kucari
kemana-mana. Hingga tiba-tiba berjumpa lah aku dengan seorang gadis yang sangat
cantik dan sangat sopan.
Dia bertanya padaku, “Apa yang kau
cari ?”
Aku jawab, “Aku mencari sungai madu
yang telah tiga kali aku minum sebelum ini.”
Gadis itu tersenyum dan berkata,
:”Wahai saudaraku, kalau kau ingin meminumnya lagi, datanglah ke Suriah. Disana
pula aku akan menunggumu.”
Maasyaa Allah. Mimpi tersebut dialami oleh Asy-Syahid hingga empat kali.
Inikah tabir mimpi yang dapat kita
terjemahkan sebagai kiprahnya di medan jihad?
Beliau telah berjihad di Afghanistan
melawan Uni Soviet. Kemudian di Tajikistan ia melawan Rusia. Pun kemudian ia
ditahan 6 tahun dalam penjara Malaysia karena jihadnya tersebut. Allahu
Akbar.
Pada kali keempat dalam jihadnya di
Suriah, beliau sungguh-sungguh menemui tunainya mimpi menemukan sungai rasa
madu yang dirindukannya itu untuk ke empat kalinya. Tunai pula kabar langit
dari Allah, dengan syahdu mesra ia temui sang gadis, yang ternyata adalah
bidadari Surga nan indah tiada tara.
Subhanallah,
wajah beliau masih berkeringat pasca menjemput syahid (Insya Allah). Allahu
Akbar!
Dalam sebuah operasi melawan tentara
rezim Syi’ah Nushairiah di daerah Hama, Suriah, ia menjemput kesyahidannya pada
Sabtu (13/9/2014) selepas beberapa hari koma dan dinyatakan gugur di rumah
sakit Antarkia, Turki. Bersama 2 orang rekan jihad senegaranya, sang Mujahidin
Malaysia menggapai syahadah. Ketiga syuhada gagah berani ini dikebumikan di
tanah pekuburan Kafr Zatay oleh para Mujahid Ajnad Asy-Syam dengan diiringi
kumandang adzan syahdu di Arsy tinggi. Allahumma taqabbalhum asy-syuhadaa…!
(adibahasan/arrahmah.com) -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar