Selasa, 23 September 2014

Rahasia laki-laki Penghuni Surga





Salah satu amalan yang harus diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri hati, dengki dan hasad. Menjauhi sifat-sifat yang bagaikan virus itu, merupakan bagian dari sikap yang harus dilakukan umat Islam. Sebab hal itu bukan saja merugikan bagi yang menjadi sasaran dengki dan hasad, tetapi juga merugikan diri orang itu sendiri.

Ada kisah tentang tingkah laku seorang sahabat-sahabat yang oleh Nabi Muhammad saw dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya demikian.

Rasulullah pada suatu ketika duduk bersama para sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat yang satu ini. “Dia adalah seorang lelaki calon penghuni surga,” kata beliau sambil menunjuk lelaki itu.

Mendengar itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. “Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannya,” kata Abdulah dalam hati.

Untuk menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon penghuni surga itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu untuk beberapa hari saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”

“Aku baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin bertemu dengannya selama tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong. “Boleh, silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan ramah.

Selama tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.

Saat hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan bertanya kepada tuan rumah bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku tidak apa-apa dengan ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di rumahku?” tanya lelaki Anshar itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang berkumpul dengan Nabi di masjid, Beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada orang Anshar calon penghuni surga masuk ke masjid itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah kamu.”

“Ah, benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan diri. “Benar, Nabi berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya Abdullah.

“Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”

“Ya,” katanya terus terang.

“Tak ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginilah kehidupan saya sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari di sini.” Kata sahabat Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin penasaran. “Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”

Pada akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut ”membuka kartu” dan mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha dan selalu berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.

“Hanya itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.

Mendengar pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tidak terlalu istimewa. Tetapi secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi tidak mampu menjaga hatinya dari rasa iri, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada orang lain.

“Subhanallah, rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di surga,” kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki itu.

Begitulah rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu, sehingga ia mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad dan dengki kepada orang lain.

Amalan shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hati orang itu masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji disisi Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.  ***






Senin, 22 September 2014

Allahuakbar!, satu lagi pemuda asal Indonesia syahid di bumi Syam





SURIAH (Arrahmah.com) – Kembali kabar gembira menghampiri kaum Muslimin di Indonesia, kabar itu merupakan kabar syahidnya seorang pemuda Indonesia, Abu Muhammad atau yang dikenal dengan Riza Fardi, beliau syahid (insyaAllah kama nahsabuhu) dalam pertempuran pembebasan Ghautah Timur, kota Damaskus bersama sejumlah mujahid lainnya. Kabar itu tersiar melalui akun twitter mujahidin suriah Katibah Suquur Al Izz (@Sqoor_Al3z).
“Laki-laki pendiam, banyak berdiri di hadapan Rabb-Nya, gemar membaca Kitabullah, dan selalu berada di garis depan dalam setiap pertempuran,” tulis akun twitter @Sqoor_Al3z, 28 November ini.
Abu Muhammad merupakan santri Kuliyatul Mu’allimin Al Islamiyyah (KMI) di Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah dan lulus pada tahun 2006 lalu. Beliau lahir di Kalimantan Barat.
Ucapan selamat pun mengalir dari teman-teman sekelas beliau semasa dibangku KMI, “Rahimakumullah wahai Abu Muhammad… Sungguh perdagangan yang menguntungkan… Sungguh perdagangan yang menguntungkan… Sungguh perdagangan yang menguntungkan, dan menempatkannya (Allah) pada tempat tinggal yang dirahmati Allah,” tulis sejumlah teman beliau dalam akun facebook.
Temannya yang lain Abu Arsalan juga menyampaikan melalui pesan singkat kepada redaksi situs ini ketika dikonfirmasi perihal kebenaran kabar syahidnya Abu Muhammad, beliau menyampaikan,
“Selama ini saya mengenalnya sebagai teman yang pendiam. Tidak banyak bicara dan rajin beribadah terutama shalat malamnya. Ia juga gemar menghafal Al Quran dan tekun membaca kitab-kitab. Mendengar berita kesyahidannya (kama nahsabuhu) ada rasa sedih & terharu..
رحمك الله يا أبا محمد وتقبل الله بالفردوس الأعلى
Rahimakumullah wahai Abu Muhammad, dan semoga Allah menerimamu pada Syurga tertinggi Al-Firdaus.”"
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menerima amal ibadah beliau serta para mujahid yang syahid dan mengumpulkan mereka bersama para nabi dan syuhada di Jannah Firdaus-Nya, Allahumma Amiin.
“Ya Allah, menangkanlah para Mujahidin dimana pun mereka berada, dan jadikan kami pada barisan mereka hingga Kau cabut nyawa kami sebagai hamba-Mu yang syahid dalam membela agama-Mu, Allahumma Amiin.
(Ukasyah/arrahmah.com